Kemarin . . kulihat awan membentuk wajahmu, desau angin meniupkan
namamu, aku pun sadari . . ku segera berlari
Seperti hari yang mendung ini, tiba – tiba aku bangun dari mimpi konyolku
yang aku akan pulang dan tidak tersampaikan lalu bertemu dengan ibu tercintaku.
Bangun, dan aku berlari karena mendengar hujan deras. Aku kebingungan . . aku
harus memasukkan semua barang yang diluar ke depan atau dalam ruangan kecilku. Seketika
semuanya hening, lalu aku menangis . .
Sebuah kondisi yang membuatku bingung, aku tidak mengerti. Homesick ku
telah berlalu tetapi kemudian datang kembali.
Aku memang membenci hari minggu, kenapa ? ada banyak alasan untuk
menjawabnya. Hari minggu sebenarnya akan menjadi sangat special untuk seseorang
yang menghabiskan waktu dengan kantor kesayangannya. Tetapi, buatku, hari
minggu adalah hari singkat yang aku hanya bisa menikmatinya hingga siang. Aku harus
kembali ke perantauan. Dan ketika aku tak bisa pulang ke rumah, hari minggu di
perantauan akan menjadi hari kosong yang kadang dihabiskan dengan kegiatan yang
tidak bermanfaat.
Aku teringat hari mingguku dulu, betapa indah dan spesialnya. Sebuah hari
singkat yang memberikan banyak makna. Menikmati semua jam dengan orang
terkasih, keluarga. Pergi di pagi hari untuk melihat indahnya kota di pagi
hari. Lalu pulang untuk berkumpul dan melakukan hal yang tidak mungkin bisa dilakukan
dihari lain. Nikmatnya masakan ibuku membuatku selalu teringat. Semuanya bahagia,
tidak ada yang bersedih kecuali jika terluka.
Disini, di kota orang ini, hanya ada 3 hari minggu. Hari minggu yang
dihabiskan di rumah ketiga, rumah saudara. Hari minggu yang terlihat berbeda
karna hanya berdiam di perantauan. Atau bahkan hari minggu yang hanya dirasakan
pada waktu tertentu, yaitu hari minggu dirumah dan membuat kenangan di detik –
detik terakhir.
Semuanya akan bergilir. Ada kalanya kita berbahagia dengan segala
sesuatu yang menghampiri. Ada kalanya kita harus berurai air mata untuk hal
yang selalu kita rindukan. Disini, diperantauan ini . . ada saatnya aku
bersenang ria ada saatnya aku bersedih. Tapi aku punya tujuan disini. Semuanya harus
dialalui, dicapai, lalu pulang untuk waktu yang lama dan mungkin tak akan
kembali. Membawa ijazah dan kita akan dijuluki seorang ahli pada profesi yang
telah kita capai. Jadi jangan bersedih, dan beranjaklah untuk masa depan yang
istimewa