Friday, November 28, 2014

Sunday

Kemarin . . kulihat awan membentuk wajahmu, desau angin meniupkan namamu, aku pun sadari . . ku segera berlari
Seperti hari yang mendung ini, tiba – tiba aku bangun dari mimpi konyolku yang aku akan pulang dan tidak tersampaikan lalu bertemu dengan ibu tercintaku. Bangun, dan aku berlari karena mendengar hujan deras. Aku kebingungan . . aku harus memasukkan semua barang yang diluar ke depan atau dalam ruangan kecilku. Seketika semuanya hening, lalu aku menangis . .
Sebuah kondisi yang membuatku bingung, aku tidak mengerti. Homesick ku telah berlalu tetapi kemudian datang kembali.
Aku memang membenci hari minggu, kenapa ? ada banyak alasan untuk menjawabnya. Hari minggu sebenarnya akan menjadi sangat special untuk seseorang yang menghabiskan waktu dengan kantor kesayangannya. Tetapi, buatku, hari minggu adalah hari singkat yang aku hanya bisa menikmatinya hingga siang. Aku harus kembali ke perantauan. Dan ketika aku tak bisa pulang ke rumah, hari minggu di perantauan akan menjadi hari kosong yang kadang dihabiskan dengan kegiatan yang tidak bermanfaat.
Aku teringat hari mingguku dulu, betapa indah dan spesialnya. Sebuah hari singkat yang memberikan banyak makna. Menikmati semua jam dengan orang terkasih, keluarga. Pergi di pagi hari untuk melihat indahnya kota di pagi hari. Lalu pulang untuk berkumpul dan melakukan hal yang tidak mungkin bisa dilakukan dihari lain. Nikmatnya masakan ibuku membuatku selalu teringat. Semuanya bahagia, tidak ada yang bersedih kecuali jika terluka.
Disini, di kota orang ini, hanya ada 3 hari minggu. Hari minggu yang dihabiskan di rumah ketiga, rumah saudara. Hari minggu yang terlihat berbeda karna hanya berdiam di perantauan. Atau bahkan hari minggu yang hanya dirasakan pada waktu tertentu, yaitu hari minggu dirumah dan membuat kenangan di detik – detik terakhir.
Semuanya akan bergilir. Ada kalanya kita berbahagia dengan segala sesuatu yang menghampiri. Ada kalanya kita harus berurai air mata untuk hal yang selalu kita rindukan. Disini, diperantauan ini . . ada saatnya aku bersenang ria ada saatnya aku bersedih. Tapi aku punya tujuan disini. Semuanya harus dialalui, dicapai, lalu pulang untuk waktu yang lama dan mungkin tak akan kembali. Membawa ijazah dan kita akan dijuluki seorang ahli pada profesi yang telah kita capai. Jadi jangan bersedih, dan beranjaklah untuk masa depan yang istimewa